Belajar Menjadi Orangtua di Tengah Konflik Anak-anak
Menavigasi Tantangan dan Emosi di Dunia Bermain Anak-anak
Hari ini, saya mendapat kabar dari istri bahwa anak kami dipukul oleh teman bermainnya pagi tadi. Awalnya, istri saya hanya memperhatikan, namun saat anak-anak itu pindah bermain ke ujung gang, mereka kembali memukul anak saya. Istri saya akhirnya menghampiri mereka. Mula-mula ia menasehati dengan tenang, tetapi anak-anak itu malah lari masuk ke dalam rumah. Rasa emosi pun muncul, sehingga istri saya menaikkan suaranya agar mereka mengerti bahwa tindakan mereka salah.
🔑 Belum jadi anggota Medium? Baca versi gratis tulisan ini di sini
Kejadian itu berlangsung di pagi hari, saat istri saya akan berangkat ke kantor. Saya sendiri sedang berada di kampus ketika hal ini terjadi. Sampai saat ini, saya belum tahu apa sebenarnya yang terjadi. Saya sengaja tidak bertanya lebih lanjut melalui WhatsApp karena lebih baik saya mendengar langsung ceritanya nanti di rumah.
Anak saya adalah yang paling kecil di antara teman-teman bermainnya di sekitar rumah. Terkadang, ia memang belum bisa mengontrol cara bermainnya, tetapi kami tidak melarangnya untuk bermain kotor. Masuk ke got, bermain di kubangan, membuka tong sampah — semua itu kami anggap sebagai bagian dari prosesnya mengenal dunia. Tugas kami…